Senin, 15 Februari 2010
Ajari Aku Memeluk Landak
Cassie menunggu dengan antusias.
Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan.
Diliriknya jalan raya depan rumah.
Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi.
Begitu terus selama hampir satu jam.
Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan, tidak dia gubris.
Pukul 18.30. Tinnn… Tiiiinnnnn…!!
Cassie kecil melompat girang!
Mama pulang! Papa pulang!
Dilihatnya dua orang yang sangat dia cintai itu masuk ke rumah.
Yang satu langsung menuju ke kamar mandi.
Yang satu mengempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala.
Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga.
Bagi si kecil Cassie juga, yang tentunya belum mengerti banyak.
Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.
“Mama, mama…. Mama, mama….” Cassie menggerak-gerakkan tangan mama.
“Mama….” Mama diam saja. Dengan cemas Cassie
bertanya, “Mama sakit ya? Mana yang sakit? Mam, mana yang sakit?”
Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata.
Cassie makin gencar bertanya, “Mama, mama… mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?”
Tiba-tiba… “Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!” Mama membentak dengan suara tinggi.
Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung.
Cassie salah apa? Cassie sayang Mama… Cassie salah apa?
Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan.
Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya.
Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya:
Mama, Cassie salah apa?
Mama tidak suka dekat-dekat Cassie?
Cassie mengganggu Mama?
Cassie tidak boleh sayang Mama, ya?
Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.
Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa.
Tin.. Tiiinnn… ! Mama pulang. Papa pulang.
Cassie menurunkan kaki dari meja.
Mematikan TV.
Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu.
Menghilang dari pandangan.
“Cassie mana?”
“Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya.”
Malam itu mereka kembali hanya makan berdua.
Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka:
Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku?
Apa salahku? Apa dosaku?
Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu.
Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam.
Dari jauh. Dari tempat di mana ia tidak akan terluka.
“Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?”
(CN02 - SM )
http://motivation.byethost9.com/archives/39
Buat yang terlalu sibuk bekerja, sehingga melupakan anaknya, silakan ambil pelajaran….
Buat anak yang selalu menyalahkan orangtuanya yang sibuk bekerja, silakan ambil pelajaran…
Buat yang membaca cerita ini, silakan ambil pelajaran juga…^^
Minggu, 25 Januari 2009
ORANG KAYA TAPI KAMPUNGAN
Akhirnya, jiwa sombong gw lebih memilih naik KRL ekonomi AC yang harga tiketnya di banderol seharga Rp 5.500. Tadinya 6000, tapi turun akibat dampak turunnya harga BBM. Pas kereta datang gw langsung mantap naik di gerbong paling terakhir. (Kebiasaan gw dari dulu. Krn gw berasumsi kalo terjadi tabrakan kereta, pasti gerbong depan dulu yang kena. Padahal gak gitu juga siiih,,,, ) Brrrrrr enak banget udara di dalam gerbong… Sejuuuuuk bgt……. Ooooopsss, tapi sumpeknya hampir sama kaya kereta ekonomi. Tetep gak dpt tempat duduk. Tapi biarlah, yang penting keringet butiran jagung gw gak keluar n pantat aduhai gw gak disenggol2 pedagang kurang ajar n para penumpangnya bersih dan parlente. Dilihat dari harga tiketnya, pasti penumpang yang ada di gerbong ini berasal dari kalangan menengah keatas.
Gw berdiri di depan sepasang suami istri berusia sekitar 50 tahun-an. Disamping mereka ada bapak2 yang lagi tidur puleeeeessss bgt. Padahal suasana di kereta gak nyaman-nyaman amat. Karena ada balita nangis gak mau berhenti2 sejak naik dari stasiun manggarai. Tangisannya memekakkan telinga. Ibunya yang masih belia kelihatan kerepotan mengatasi keadaan. Penumpang lain ikut-ikutan pusing. Sebagian ada yang berusaha membantu menghentikan tangisan anak itu, dan sebagian lain komat kamit bicara tak karuan.
Ibu yang duduk di depan gw naik pitam. Dia berdiri sambil marah-marah.
“Mbaaaak anaknya nangis sampe kaya gitu karena dia haus. Kamu sebagai ibunya gimana sih? Masa anaknya haus gak tau?” omelnya.
Suaminya yang duduk disebelahnya berusaha menenangkan sang istri, “Udah bu….Ibu ngomong apa sih? Malu bu…”
“Halaaah kamu laki-laki tau apa pak? Ini urusan perempuan. Ibunya aja yang goblok. Udah tau ngajak bayi, tapi nggak dipikirin ngasih asi-nya gimana.” Teriak sang istri marah. Sang suami langsung terdiam dan pura-pura tidur.
“Mbak, kalo bawa bayi jgn pake baju ketat.
Ibu sang bayi mukanya memerah, dia tidak menanggapi ocehan ibu paruh baya tersebut. Penumpang satu gerbong kereta memperhatikan dia semua. Menunggu reaksinya… 1 detik… 2 detik…. Hhhhh… ibu muda itu hanya tersenyum. Gak seru, gak ada perlawanan. Dia Cuma menjawab pelan, “Anak saya nggak minum asi.”
“Kalo gak minum asi ya bawa botol susu dong,” tambah ibu paruh baya lagi.
“Saya sebagai ibu gak tega denger suara bayi nangis sampe kaya gitu. Anak kok disiksa….. Hoiiii bayinya haus itu. Gak bener kamu!!!” Sang istri bicaranya makin memanas, Sang suami pura-pura tidakak mengenal perempuan yang teriak-teriak disampingnya. Sepertinya malu punya istri bawel n pemarah pula.
Anehnya, tiba-tiba saja tangisan sang bayi berhenti. Nalurinya merasakan kalo ibu yang dicintainya sedang dalam masalah karena ulahnya. Oleh karena itu sang bayi menghentikan kemanjaannya. Si ibu muda tersenyum kecil. Sang buah hatinya ternyata mengerti masalah yang sedang menimpa ibundanya..
Merasa gak ditanggapi oleh Si ibu muda, akhirnya manusia bersuara paling berisik di gerbong paling akhir KRL ekonomi AC jurusan Jakarta-Bogor itu mengecilkan suaranya. Hanya mengecilkan, tidak mematikan suaranya. Masih terdengar kata-kata umpatan dari mulutnya.
Dalam hati kecil gw tertawa, ibu ini teriakannya melebihi suara tangisan sang bayi. Sember kaya alat musik para pengamen di KRL ekonomi. Tanpa ia sadari ia telah mempermalukan dirinya sendiri di depan umum. Teriak-teriak nggak karuan dan mengeluarkan kata-kata tidak sopan alias kampungan. Jadi tontonan gratis orang-orang di gerbong paling belakang itu.
HHhhhhhfffff, gak kereta ekonomi, gak kereta AC, kampungannya sama……
Otak ‘hampir’ cerdas gw kembali berpikir keras, besok gw naik transportasi apalagi ya?
(by: Rinna Wija)
Kamis, 22 Januari 2009
RESEP DONAT BERTABUR CINTA
1.Smile (senyum di bibir n hati)
2.Clean (bersihkan hati dari rasa dengki)
3. Love (bayangkan orang yg paling lo sayang akan makan donat bikinan lo)
OK Siap? Yuuuuk kita ke dapur!
Donat Bertabur Cinta (untuk 30 bh)
Bahan-Bahan:
1/2 kg terigu protein tinggi
100 gr blue band margarine (selain blue band gak enak)
1 sachet dancow susu bubuk full cream (putih)
3 btr telur (1 utuh, 2 kuningnya aja)
1 sachet ragi instan (fermipan)
3 sdm gula pasir
1/2 sdt garam
200 cc air
1/2 kg minyak untuk menggoreng
1/2 kg selai/jelly strawberry/ blueberry
1/2 kg gula halus (gula dingin juga boleh)
Cara Membuat:
1. Campur terigu, susu bubuk, ragi instan, telur, margarine, gula pasir, garam dan
air jadi satu ke dalam baskom
2. uleni hingga kalis dan gak lengket di tangan
3. tutup baskom dengan kain basah, diamkan selama 1/2 jam
4. kempiskan adonan yang sudah mengembang, bagi adonan menjadi 30 bagian
5. bulatkan....diamkan 1o menit. goreng di atas api kecil smp kecoklatan, angkat,
dinginkan
6. masukkan selai/jelly strawberry/blueberry dgn menggunakan spuit
7. taburi dengan gula halus dan taburi dengan banyak cinta
8. siap diberikan kepada orang terkasih
SELAMAT MENCOBA........Siap2 aja terima pujian kaya gw (hehehhehe)
Doa Malam Untuk Kekasih
Ya Allah,
Tolong jaga kekasihku dalam istirahat malamnya
Hilangkan segala letih lelahnya
Bersihkan peluh dihatinya
Segarkan jiwanya
Berikan kekuatan baru untuk menyambut esok
Berikan dia mimpi-mimpi indah
Agar dia tersenyum saat terbangun esok pagi
Menceritakan mimpi-mimpi indahnya kepadaku
Dan aku tersenyum mendengar ceritanya tentang mimpi yang kauberi
Dan kami pun akan menyebarkan senyuman kami pada dunia
Dunia yang sudah lama lupa untuk tersenyum
Amiin....